Sebelum kita
beranjak kepembahasan inti daripada judul yang penulis cantumkan, marilah kita
mendefinisikan jujur itu sendiri. Jujur dalam arti daripada Kamus Besar Bahasa
Indonesia merupakan tindakan manusia yang lurus; tidak berbohong; tidak curang;
tulus; ikhlas. Dari pengertian sesungguhnya diatas menjelaskan bahwa Jujur itu
adalah perbuatan mulia yang mungkin gampang dan tidak mahal untuk melakukannya,
bahkan sangat sangat mudah, tapi mengapa Kejujuran itu mahal?
Al-Qur’an Al-Kariim memaparkan pada Q.S
At-Taubah : 119 yang artinya
“Hai, Orang-orang yang beriman bertaqwalah
kepada Allah Swt, dan Hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”
Dari paparan Ayat Al-Qur’an diatas
menjelaskan betapa pentingnya menjadi orang benar, Allah Swt pun telah menyindir
sedemikian rupa agar sedianya ummat Muhammad Saw selalu berada pada jalur yang
benar. Maka pada kesempatan kali ini penulis akan membeberkan beberapa fakta
dilapangan yang berasal dari keresahan penulis tentang mengapa kejujuran itu
pada beberapa tahun belakang itu terasa sangat mahal sekali. Berikut beberapa
point yang berusaha penulis:
1.
Pengarahan/sosialisasi
Salah satu bentuk mahalnya sebuah
kejujuran, ialah sosialisasi. Sosialisasi bisa berpengaruh besar dalam
mewujudkan generasi yang mempunyai kejujuran tinggi, tugas ini merupakan tugas
bersama para orang tua, guru, pegiat sosial media, para alim ulama’ untuk
menebarkan arahan pentingnya memiliki sifat jujur. Karena pada kenyataannya
banyak dari anak anak usia 10-15 tahun belum memiliki sifat dan karakter untuk
berbuat jujur.
Karena mereka belum paham betul,
jujur itu bagaimana dan kapan pengaplikasikannya. Banyak dari mereka yang salah
mengartikan jujur, kebanyakan mereka mengartikan jujur hanya semata-mata untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan misal: mereka ingin meminta uang kepada
orang tuanya, lalu mereka jujur untuk apa uang itu mereka pinta. Padahal jujur
itu tidak sebatas mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Kejujuran itu merupakan suatu
karakter baik yang wajib dimiliki setiap manusia, karena dengan kejujuran
manusia menjadi terhormat dimata manusia bahkan dimata Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu para orang tua, guru, ulama’, pegiat sosial media, dll harus
selalu siap untuk terus menerus mengarahkan kepada generasi penerus tentang
pentingnya berbuat jujur, bukan hanya sekedar perkataan jujur.
2.
Menjadi contoh
Menjadi contoh merupakan hal yang membuat
kejujuran bersifat mahal harganya, karena banyak daripada kita manusia hanya
bisa memberikan arahan tanpa diibarengi dengan contoh, mayoritas masyarakat
ummat muslim dewasa sering memberikan arahan tentang pentingnya jujur kepada
kaum yang lebih muda, tetapi mereka seakan lupa ketika sudah mengarahkan
seharusnya harus dibarengi dengan menjadi contoh.
Karena ketika suatu hari nanti
para anak remaja akan mencontohkan kembali apa yang telah dipelajari atas diri
mereka pada masa lalu, yaitu banyaknya masyarakat dewasa hanya bisa memberi
arahan tanpa menjadikan diri mereka contoh. Padahal suri tauladan kita Nabi
Muhammad Saw telah mengajarkan, memberitahu bahwa menjadi contoh itu sangatlah
penting setelah mengarahkan sesuatu kepada yang lain.
Maka marilah kita menjadi suri
tauladan bagi penerus setelah kita, agar senantiasa mereka selalu bersemangat,
dan mengingat siapa dan apa yang telah kita arahkan kepada mereka, menjadi
contoh pun merupakan pekerjaan yang tidak susah dan sulit, hanya mengaplikasikan
apa yang telah kita arahkan kepada mereka, tanpa menjadikan diri kita contoh,
maka jangan berharap penerus kita dapat memberikan potensi menjadi manusia yang
berakhlak dan mulia.
3.
Motivasi
Motivasi juga merupakan hal yang
penting dalam menimbulkan kebiasaan menjadi manusia-manusia benar, karena pada
zaman sekarang kurang nya para anak-anak remaja memotivasi dirinya untuk
bersikap dan berbuat baik, sebab nya juga sedikitnya motivator-motivator mereka
dalam hal bersikap jujur. Apalagi sekarang ini manusia-manusia yang benar dan
jujur sering di hina, bully, dkk. Jadilah para penerus bangsa ini ragu untuk
bertindak jujur dan benar.
Ada banyak cara agar diri kita
termotivasi untuk menjadi manusia benar dan bisa berkata jujur, berperilaku
sopan diantaranya menjadikan suri tauladan Nabi Muhammad Saw sebagai contoh
utama untuk bersikap, berperilaku layaknya seorang mu’min sejati. Atau jika
terlalu jauh dan berat bisa untuk memotivasikan diri kita sendiri untuk memulai
hal-hal baik, untuk memulai bersikap jujur, berani dalam bertindak dengan jujur
dsb.
Marilah kita mengajak diri kita
sendiri dari sekarang untuk membiasakan menjadi baik, berkata jujur,
berperilaku sopan, bersosialisasi dengan akhlak dan adab. Jika bukan kita yang
memulai, lantas siapa lagi? Biarkan mereka yang tidak menghargai suatu
kejujuran, hiraukan bullyan serta hinaan bagi kita yang ingin berbuat baik dan
berkata jujur. Karena pepatah mengakatan
“ berkata lah dengan baik walau itu pahit rasanya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar