Rabu, 28 Agustus 2019

Gedung dan langit

Gedung Dan Langit
Oleh: Faiz alhafidz
Langit tetap berwibawa, menajubkan, dan dikagumi, walau par gedung ribut telah mampu mencakar nya. Biarlah semua manusia berkata gedung telah mampu mencakar langit. Toh kenyataanya langit tetap tak tersentuh.

Ia diam saja,langit tetap menghiasi pemandangan para penduduk bumi. Memberi petunjuk warna, awan, matarai, bintang, dan aurora yang spketakuler. Memberi manfaat yang tidak habis habis nya

Tak usah kau hiraukan ucapan para gedung, wahai langit. Ingatlah pencipta mu tidak akan menyiayiakan sedikit pun kebaikan mu. 

Selasa, 27 Agustus 2019

Memaknai Hakikat Kehidupan di Dunia

Memaknai Hakikat Kehidupan di Dunia
Oleh : Nuril Anwar


           Di mulai dari alam rahim saat kita memulai mengemban amanah dari  Allah SWT untuk menjadi Khalifah di bumi yang akan kita tempati kemudian kehidupan dunia kita mulai dari mulai bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua sampai meninggal kan dunia ini untuk berjumpa lagi dengan Allah SWT begitulah siklus kehidupan manusia yang mana hanya orang-orang yang paham dan beruntunglah yang dapat memaknai arti dari kehidupan di dunia ini. 
            Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman sekarang kita sudah mulai melewati tahap demi tahap kehidupan di dunia ini namum apakah kita sadar bahwa kita telah melewati tahap-tahap itu? Nyatanya Fenomena sekarang banyak orang yang tidak sadar terhadap hal itu orang lebih sibuk memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi seperti besok mau ngapain, besok mau kerja apa, besok mau makan apa, besok mau ke mana dan lain sebagainya padahal tidak yang dapat menjamin apakah besok kita masih di beri kesempatan untuk bernapas atau tidak. Tanpa sadar bahita telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan di dunia ini bahkan kita tidak tahu apa saja yang telah kita lakukan dan kerjakan selama kita hidup di alam dunia
             Tidak sedikit juga orang yang tidak tahu atau tidak paham bagaimana cara mereka memaknai kehidupan di dunia padahal mereka orang-orang yang berilmu dan terpandang. Ini terjadi karena kebanyakan dari mereka hanya berilmu  yang bersifat duniawi saja mereka lupa bahwasanya untuk mencapai kesuksesan hidup kiat juga harus paham keilmuan dunia & akhirat sebagai mana dalam hadist yang artinya 
" Barang siapa yang menginginkan kebaikan dunia maka hendaknya dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebaikan akhirat maka hendaknya dengan ilmu juga, Dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka hendaklah denah ilmu juga."
               Seorang muslim  yang berilmu pasti paham mengenai hakikat mereka hidup di dunia ini baik itu tujuan, apa yang harus di lakukan, apa yang harus di persiapkan, dan apa saja yang menjadi tugas serta kewajiban yang harus mereka lakukan atau tinggalkan. Karena kehidupan di dunia  hakikatnya hanya sementara sebagai mana kita menghampiri suatu tempat untuk istirahat saat kita ingin menuju ke tujuan tempat yang kita inginkan.
                    Oleh karena itu kita Sebagai umat muslim kita harus paham betul dalam memaknai kehidupan di dunia ini karena dalam Al Qur'an sendiri telah di ajarkan dan di terangkan bahwasanya nya Allah SWT menciptakan kita di dunia ini untuk menjadi Khalifah  yang tujuannya itu sendiri untuk selalu beribadah kepada Allah SWT. Karena pada hakikatnya segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini bisa bernilai ibadah selama kita sungguh-sungguh dan ikhlas mengerjakannya kita niatkan hanya karena Allah SWT bukan untuk mengharapkan pujian dari orang lain dan lain hal sebagainya.

Senin, 26 Agustus 2019

Membingkai intelektual mahasiswa dengan adab para ulama dan dai

Membingkai intelektual mahasiswa dengan adab para ulama dan dai
Oleh : Muhammad faiz alhafidz 

Dalam satu kesatuan amal jama’i ada orang yang mendapatkan nilai tinggi karena ia betul-betul sesuai dengan tuntutan dan adab amal jama’i. Kejujuran, kesuburan, kejernihan dan kehangatan ukhuwahnya betul-betul terasa. Keberadaannya menggairahkan dan menenteramkan. Namun perlu diingat, walaupun telah bekerja dalam jaringan amal jama’i, namun pertanggungjawaban amal kita akan dilakukan di hadapan Allah SWT secara sendiri-sendiri.
Karenanya jangan ada kader yang mengandalkan kumpulan-kumpulan besar tanpa beru-saha meningkatkan kualitas dirinya. Ingat suatu pesan Rasulullah SAW: Man abtha-a bihi amaluhu lam yusri’ bihi nasabuhu (Siapa yang lamban beramal tidak akan dipercepat oleh nasabnya ).  
Makna tarbiah itu sendiri adalah mengharuskan seseorang lebih berdaya, bukan terus menerus menempel dan tergantung pada orang lain. Meskipun kebersamaan itu merupakan sesuatu yang baik tapi ada saatnya kita tidak dapat bersama, demikian sunahnya. Sebab kalau mau, para sahabat Rasulullah SAW bisa saja menetap dan wafat di Madinah, atau terus menerus tinggal ber-mulazamah tinggal di masjidil Haram yang nilainya sekian ra-tus ribu atau di Masjid Nabawi yang pahalanya sekian ribu kali. Tapi mengapa makam para Sahabat tidak banyak berada di Baqi atau di Ma’la. Tetapi makam mereka banyak bertebaran jauh, beribu-ribu mil dari negeri mereka.  
Sesungguhnya mereka mengutamakan adanya makna diri mereka sebagai perwujudan firman-Nya: Wal takum minkum ummatuy yad’una ilal khoir. Atau dalam firmanNya: Kuntum khoiro ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat yang di-tampilkan untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Ummat yang terbaik bukan untuk disem-bunyikan tapi untuk ditampilkan kepada seluruh ummat manusia. Inilah sesuatu yang sangat perlu kita jaga dan perhatikan. Kita semua beramal tapi tidak larut dalam kesendirian. Hendaklah ketika sendiri kita selalu mendapat cahaya dan menjadi cahaya yang menyinari lingkungan sekitarnya.
Jangan ada lagi kader yang mengatakan, saya jadi buruk begini karena lingkungan. Mengapa tidak berkata sebaliknya, karena lingkungan seperti itu, saya harus mempenga-ruhi lingkungan itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya. Seharusnya dimanapun dia berada ia harus berusaha membuat kawasan-kawasan kebaikan, kawasan cahaya, kawas-an ilmu, kawasan akhlak, kawasan taqwa, kawasan al-haq,setelah kawasan-kawasan tadi menjadi sempit dan gelap oleh kawasan-kawasan jahiliyah, kezaliman, kebodohan dan hawa nafsu. Demikianlah ciri kader PK, dimanapun dia berada terus menerus memberi makna kehidupan. Seperti sejarah da’wah ini, tumbuh dari seorang, dua orang kemudian menjadi beribu-ribu atau berjuta-juta orang.  
Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna, "Antum ruhun jadidah tarsi fi ja-sadil ummah". Kamu adalah ruh baru, kamu adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al-Qur’an.
Jangan ada sesudah ini, kader yang hanya mengandalkan kerumunan besar untuk mera-sakan eksistensi dirinya. Tapi, dimanapun dia berada ia tetap merasakan sebagai hamba Allah SWT, ia harus memiliki kesadaran untuk menjaga dirinya dan taqwanya kepada Allah SWT, baik dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan terlihatorang. Kemana-pun pergi, ia tak merasa kesunyian, tersudut atau terasing, karena Allah senantiasa ber-samanya. Bahkan ia dapatkan kebersamaan rasul-Nya, ummat dan alam semesta senanti-asa.  
Kehebatan Namrud bagi Nabi Ibrahim AS tidak ada artinya, tidaklah sendirian. ALLAH bersamanya dan alam semesta selalu bersamanya. Api yang berkobar-kobar yang dinya-lakan Namrud untuk membinasakan dirinya, ternyata satu korps dengannya dalam menu-naikan tugas pengabdian kepada ALLAH. Alih-alih dari menghanguskannya, justeru ma-lah menjadi "bardan wa salaman" (penyejuk dan penyelamat). Karena itu, kader sejati yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa membuka jalan bagi pejuang Da’wah sesuai dengan janji-Nya, In tansurullah yansurukum wayu sabit akdamakum (Jika kamu meno-long Allah, Ia pasti akan menolongmu dan mengokohkan langkah kamu)  
Semoga para kader senantiasa mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT ditengah derasnya arus dan badai perusakan ummat. Kita harus yakin sepenuhnya akan pertolongan Allah SWT dan bukan yakin dan percaya pada diri sendiri. Masukkan diri kedalam benteng-benteng kekuatan usrah atau halaqah tempat Junud Da’wah melingkar dalam suatu benteng perlindungan, menghimpun bekal dan amunisi untuk terjun ke arena pertarungan Haq dan bathil yang berat dan menuntut pengorbanan.  
Disanalah kita mentarbiah diri sendiri dan generasi mendatang. Inilah sebagian pelipur kesedihan ummat yang berkepanjangan, dengan munculnya generasi baru. Generasi yang siap memikul beban da’wah dan menegakan Islam. Inilah harapan baru bagi masa depan yang lebih gemilang, dibawah naungan Alqur-an dan cahaya Islam rahmatan lil alamin. 

Tetap jadi Santri Kapanpun dan Dimanapun

Tetap jadi Santri Kapanpun dan Dimanapun

    Mendengar kata Santri  pasti kita akan menhubungkannya dengan Pondok Pesantren. Karena  pada umumnya masyarakat menyebut orang-orang yang belajar ilmu agama islam di pondok pesantren dengan sebutan santri. Tetapi hal itu masih kurang tepat karena apabila seorang santri hanya menimba ilmu di pesantren dan setelah keluar dari  pesantren dia tidak menyebarkan dan mencari ilmu apalagi menganggur maka dia bukanlah santri yang sesungguhnya.
    Santri yang sesungguhnya itu memiliki lima makna penting. Yang pertama, seorang santri harus menjadi pelopor kebaikan dimanapun dia berada entah di rumah, masyarakat maupun lingkungan sekitar. Yang kedua, santri merupakan calon kader ulama yaitu calon yang kelak diharapkan menjadi penerus para ulama karena jika bukan santri siapa lagi. Yang ketiga, seorang santri harus meninggalkan yang namanya maksiat. Yang keempat dan kelima, syarat yang harus dimiliki seorang santri yaitu selalu mencari Ridho Allah dan selalu memiliki sifat yaqin yaitu sifat teguh pendirian yang ada dalam hati atas ketentuan-ketentuan Allah.
    Kelima makna diataslah yang harus menjadi karakter dan syarat yang dimiliki para santri agar mendapat kesuksesan dan kemuliaan di kehidupan dunia dan akhirat. Dan tidak hanya itu, seorang santri juga harus selalu menjaga kehormatan gelar santrinya tersebut dan mencari ilmu seluas-luasnya dimanapun mereka berada. Itulah Santri yang sesungguhnya.
Oleh : Muhammad Ridho Muhyiddin

Kepuasan yang Hakiki

Kepuasan yang Hakiki
    Banyak pengusaha atau pebisnis yang berpikir kepuasan itu ketika memperoleh keuntungan yang besar dari usaha atau bisnis yang dijalaninya. Sehingga melupakan sesuatu yang penting dari usaha atau bisnis tersebut dikarenakan terlalu senang atas keuntungan yang mereka peroleh tersebut. Padahal apa yang mereka peroleh tersebut adalah pemberian dari Allah SWT Sang Pemberi Rezeki. 

    Sehingga kepuasan menurut para pengusaha atau pebisnis itu bukanlah kepuasan yang hakiki. Karena kepuasan yang hakiki itu bukanlah seberapa besar dan banyak yang kita peroleh melainkan seberapa besar kita mau mensyukurinya. Karena dengan kita mensyukuri apa yang kita peroleh, kita akan mendapatkan berkah dari apa yang kita peroleh tersebut.

    Seperti yang dijelaskan di dalam surat At Takatsur bahwa ciri dari manusia adalah selalu mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sehingga lalai atas Tuhannya. Asyik dengan harta, pangkat dan jabatan. Dan ketika manusia dipanggil oleh Allah SWT barulah mereka menyadari. Sungguh, hanya sedikit dari manusia yang merasakan kepuasan hakiki yaitu orang-orang yang selalu istiqamah dalam bersyukur atas apa yang mereka miliki dan peroleh. Dan kepuasan yang hakiki tersebut adalah kepuasan yang datang dari Allah, mencintaiNya dan RasulNya.

Oleh : Muhammad Ridho Muhyiddin

"Kemerdekaan" apa kata mereka



  Perjuangan melawan penjajah untuk mewujudkan suatu kemerdekaan bukanlah suatu perkara yang dapat kita pandang sebelah mata karena tidak hanya jiwa dan raga yang harus di pertaruhkan bahkan nyawa pun menjadi pengorbanan untuk mewujudkan ciat-cita suatu bangsa untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan suatu bangsa. Sebagaimana para pahlawan kita dahulu bagaimana mereka berjuang mengorbankan segala keringat, pikiran, jiwa, raga, bahkan nyawa mereka pertaruh kan demi kita anak dan cucu mereka agar kita dapat merasakan indahnya kebebasan dan kemerdekaan tanpa harus ikt merasakan kesedihan dan kepedihan dalam perjuangan untuk memerdekakaan bangsa ini.
                   Terutama kita sebagai umat muslim kita tidak boleh mengabaikan apalagi melupakan jasa para pahlawan kita bagai mana dahulu para pahlawan muslim kita telah  memerjuangkan negara kita dengan tulus dan ikhlas karena Allah SWT dengan menyerukan kalimat “takbir dan merdeka atau mati” mereka rela meninggalkan segala hal demi pengabdianya pada negri ini. Mendengar kalimat ini tentu hendaknya kita sebagai pemuda bangsa ini sadar dan mengintropeksi diri apa saja yang telah kita lakukan selama ini dalam melanjutkan estafet perjuangan para pahlawan kita terdahulu. Tentu kita tidak ingin menjadi generasi yang merusak bangsa sendiri  dengan tawuran, minum-minum, narkoba, pergaulan bebas, dan hal-hal negatif lainya tanpa tahu bagaimana para pahlwan kita dahulu berjuang.
                    Lalu, bagaimana seharusnya pemuda muslim memaknai kemerdekaan bangsa ini agar kita sebagai pemuda muslim tidak menjadi pemutus estafet perjuangan para pahlawan terdahulu;
“ Merdeka bagi saya merupakan suatu kenikmatan yang amat teramat besar yang Allah SWT berikan kepada warga negara indonesia ini. Oleh karena itu Saya rasa kemerdekaan indonesia pada 17 Agustus 1945 itu bukanlah akhir dari perjuangan bangsa ini namun, ini adalah permulaan yang harus di hadapi bangsa ini dalam mamajukan suatu bangsa. Saya juga merasa bahwa bangsa ini sampai saat ini masih terjajah walaupun tidak secara kasat mata terlihat nyatanya masih banyak tantangan lain yang harus di hadapi bangsa ini maka dari itu kita sebagai pemuda bangsa ini harus memiliki kesadaran dan pemikiran yang besar demi memerdekakan bamgsa ini secara utuh.” Kata Ryan Maulana ( Santri Daar El Manshur ).
“ kemerdekaan adalah suatu hal yang mencerminkan sikap terbebas dari hal-hal yang membuat rakyat menjadi sengsara, oleh karena itu marilah kita teruskan perjuangan para pahlawan kita terdahulu dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar dan mencapai tujuan.”  Kata Rifaldi ( Santri Daar El Manshur ).
  “ Merdeka bagi saya adalah berarti kita telah terbebas dari segala apapun yang mangganggu/menghalangi kita dalam meraih tujuan baik itu berupa kajahatan, kemiskinan, kesengsaraan dan hal-hal lain yang menghalangi kita dari segala apaun. Kemerdekaan yang telah di raih para pahlawan ini harus kita jaga dengan segenap tumpah dan darah kita sebagaimana para pahlawan kita dahulu juga mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa ini.” Kata Sultan ( Santri Daar El Manshur ).
                    Dari beberapa ungkapan di atas pada hakikatnya kita sebagai pemuda penerus bangsa ini kita tidak boleh menyia-nyiakan apa yang telah di perjuangakan oleh para pahlawan kita terdahulu. Kita harus dapat turut andil dalam memajukan bangsa ini dengan cara belajar secara sungguh-sungguh, tidak malas-malasan, dan meninggalkan segala hal yang bersifat sia-sia  serta tidak bermanfaat. kita harus mulai berfikir dan bertindak bagaimana cara agar negara ini dapat maju dan terbebas secara utuh dari segala hal penjajahan baik itu yang terlihat secara kasat mata maupun yang tak terlihat. Karena inilah tugas kita sebagai generasi penerus bangsa ini, karena ada di tangan kitalah masa depan bangsa ini sebagai pemimpin-pemimpin di masa yang akan datang. 

Sabtu, 24 Agustus 2019

Menjadikan Petani Milenial Menuju Jawa Barat Juara Lahir Batin

Menjadikan Petani Milenial Menuju Jawa Barat Juara Lahir Batin

Senin, 15 Juli 2019 minggu lalu provinsi Jawa Barat mengadakan suatu event besar yang diadakan 2 tahun sekali selama empat hari.
Dalam rangka memperingati Hari Krida Pertanian (HKP) seluruh Jawa Barat dengan tema “menjadikan petani milenial menuju jawa barat juara lahir batin” bertempat di lapangan Dadaha, Tasikmalaya.
   
Dalam acara ini dihadiri oleh seluruh petani yang aktif dalam organisasi petani yaitu Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) seluruh wilayah yang ada di Jawa Barat.
Acara ini hairi oleh Wali kota dan Wakilnya kota Tasikmalaya dan wakil gubernur Jawa Barat. “Tujuannya dengan di adakannya kegiatan tersebut supaya petani di Indonesia khususnya di Jawa Barat melek hasil taninya serta diiringi dengan teknologi yang sudah canggih dan modern agar para petani tidak ketinggalan yaitu dengan era teknologi milenial”, ujar bapak WaliKota Tasikmalaya ketika diawal pembukaan acara.

Selama 4hari disana banyak kegiatan acara seperti workshop, bincang dengan wirausaha muda, seminar, bazar sayur dan buah hasil pertanian setiap daerah dan kotanya yang ada di Jawa Barat, demo teknologi alat baru untuk petani dan bagaimana cara mengoperasikannya dan merawatnya, temu usaha agribisnis, temuwicara dengan dengan gubernur dan Kepala Dinas tentang pembangunan pertanian, serta diisi juga dengan lomba-lomba dan hiburan lokal Tasikmalaya.
Perlombaan diwajibkan setiap daerahnya untuk ikut andil meramaikan Hari Krida Pertanian (HKP) dengan berbagai lomba.

Salah satunya kota Depok ikut berperan aktif dan andil dalam kegiatan tersebut. Terutama kota Depok mengikuti semua setiap rangkaian perlombaanya. 
Setiap bidang perlombaan kota Depok mengirimkan perwakilannya. Lomba yang diikuti oleh kota Depok diantarannya lomba paduan suara menyanyikan lagu MARS KTNA dan lagu khas daerah Sunda, asah terampil, stand pameran, lomba penyajian buah dan sayur unggulan setiap daerah masing-masing, lomba mengemas benih ikan lele, lomba inovasi teknologi, lomba bongkar dan pasang mesin traktor, lomba okulasi bibit buah, lomba kupas belah dan cungkil kelapa, lomba sexing DOC, lomba pasang alat jejer legowo, dan lomba pembuatan vlog.

Hari Krida Pertanian (HKP) itu merupakan hari ulang tahun para petani di Indonesia khususnya di Jawa Barat, tujuannya adalah untuk mengenalkan hasil tanaman buah dan sayur-mayur unggulan disetiap daerahnya baik di Perkotaan dan Kabupatennya.
Menurut saya ini adalah acara sangat menarik, karena dizaman era milenial ini apalagi anak muda zaman sekarang bisa dikatakan sebagian sudah tidak peduli dengan lahan pertanian terutama di kota Depok ini. Padahal sebagian besar penduduk Indonesia khususnya di Kota Depok adalah memakan hasil pertanian, seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan lain-lainnya. 
Dengan adanya kegiatan ini mudah-mudahan saya selaku anak muda milenial bisa terpacu dan termotivasi untuk mengembangkan sektor pertanian di Kota Depok.

By: Deden Mutasari

Senin, 12 Agustus 2019

Ponpes Daar El Manshur mengadakan sholat 'iedul adha berjamaah


Minggu (12/08/19) Pondok Pesantren Daar El Manshur telah mengadakan Sholat 'Iedul Adha berjamaah yang diikuti oleh seluruh Santri, Ustadz dan Ustadzah dan penghuni Pondok lainnya. Sholat 'Ied ini dibawakan oleh Ust. Agung sebagai MC, Ust. Azmi sebagai Imam, Ust. Amin sebagai Bilal, Ust. Lutfi Zulkarnain sebagai Khotib ' Iedul Adha. 

Senin, 05 Agustus 2019

Pencak Silat Daar El Manshur berhasil menyabet medali emas dan perak di Kejuaraan SJT Open II Tingkat Nasional


Senin (05/08/19) Alhamdulillah Ekskul Wajib Pencak Silat Daar El Manshur telah mengikuti Kejuaraan Pencak Silat Satria Jakarta Timur Open II Tingkat Nasional pada tanggal 3-4 Agustus 2019 lalu dengan mengirimkan 15 Santri dan menyabet 8 Medali Emas dan 7 Medali Perak. 
Santri yang mendapat medali emas antara lain :
1. Ibrahim Liu kelas 2 asal NTT
2. Jumardin Belle kelas 2 asal NTT
3. M. Jundi Makarim kelas 2 asal Bogor
4. Albie Nugroho kelas 2 asal Tangsel
5. Ali Fathan Mubin kelas 2 asal Depok
6. Muhammad Farid kelas 2 asal Tangsel
7. Sulthan Khalifah P kelas 2 asal Tangsel
8. Muhammad Rifaldi kelas 2 asal Tangsel
Dan Santri yang mendapat medali perak antara lain :
1. Dalil Gunawan kelas 2 asal NTT
2. M. Ayyasy R kelas 2 asal Depok
3. Guswandi Banfatin kelas 2 asal NTT
4. M. Tsabat Haroki kelas 2 asal Tangsel
5. Vicky Ramadhan kelas 2 asal Jakbar
6. Abdul Wahid Ihsan kelas 2 asal NTT
7. Wildan Hasan kelas 2 asal Tangsel
Barakallah fiikum kepada Nama-nama diatas atas prestasinya di Kejuaraan Pencak Silat. Semoga dengan adanya prestasi ini Pondok Pesantren Daar El Manshur bisa menjadi lebih maju dan lebih banyak direkomendasikan oleh banyak orang. Aamiin ya rabbal alamiin.
(Sekret/M. Ridho) 

Minggu, 28 Juli 2019

Silaturahmi dan Pertemuan Wali Santri Tahun ajaran 2019/2020



Silaturahmi dan Pertemuan Wali Santri Tahun ajaran 2019 / 2020

Minggu (28/07/19) Pondok Pesantren Daar El Manshur Mengundang Para wali santri baru kelas 1 SMP untuk menghadiri acara Silaturahmi dan Pertemuan Wali Santri. 


Acara dihadiri langsung oleh pimpinan pesantren yakni KH. Ust. Lutfi Zulkarnain S.Ag M.E.Sy, Kepala Sekolah yakni Ustd. Sri Utami S.Pt. selain itu terlihat juga beberapa dewan guru pengajar pondok.

Acara dimulai pukul 08.00 WIB di Mushola Amanah, acara diisi dengan berbagai sambutan dan pesan dari pimpinan pondok terhadap seluruh wali santri. Adapun maksud dari pertemuan wali santri ini memberikan informasi penjelasan tata tertib pondok, pembahasan perizinan santri, penjelasan ekstrakulikuler pondok, informasi keuangan, sekaligus pengenalan Ustadz dam Ustadzah.

Semoga dengan terjalinnya hubungan silaturahmi ini mampu memberikan pengetahuan serta informasi yang bermanfaat bagi seluruh wali santri yang telah diundang.

(Sekret/Ridho) 

Selasa, 28 Mei 2019

Karantina Quran Ramadhan “Indahnya Ramadhan Bersama Al-Quran”

Karantina Quran Ramadhan 
“Indahnya Ramadhan Bersama Al-Quran”




Pada tanggal (19-26/5/2019) pondok pesantren Daar el-manshur berhasil mengadakan rangkaian kegiatan Karantina Quran Ramadhan yang mengusung tema “Indahnya Ramadhan Bersama A-quran” kegiatan ini merupakan Batch ke-2 yang tahun sebelumnya juga telah berlangsung. Sebanyak 12 peserta akhwat dan 10 peserta ikhwan dari berbagai kalangan dan 6 peserta dari ponpes Dar el-manshur mengkuti kegiatan ini yang diadakan selama 7 hari 7 malam dengan target pencapaian hafalan sebanyak 3 juz.
Kegiatan ini dimulai pada hari Ahad, 19 Mei 2019 pukul 16.00 yaitu registrasi dilanjutkan buka bersama peserta KQR dengan santri pondok pesantren Daar el Mansur. Selanjutnya yaitu pembukaan KQR pukul 21:00 dan Sambutan dari Ustadz Luthfi Zulkarnain selaku pimpinan pondok pesantren Daar El-Manshur. Selain menghafal, peserta pun mendapat materi-materi yang berhubungan dengan Al-Quran seperti kajian tajwid, kajian menjaga hafalan dan nonton bareng motivasi menghafal alquran. Dari mulai dini hari sampai hendak tidur aktivitas Yang dialukan peserta tak luput dari Al-Quran. Tahajud berjamaah, sholat dhuha merupakan ibadah yang wajib selama kegiatan KQR.
Dipenghujung acara (26/5/2019) yaitu pembagian syahadah dan sertifikat peserta Karantina Quran Ramadhan serta pembagian hadiah bagi peserta dengan hafalan terbanyak dan peserta terbaik. Sebanyak 3 orang peserta mendapat syahadah Tahfidz 3 juz dalam kegiatan ini. “Alhamdullilah semoga masih bisa tetap istiqomah menghafal Al-Quran dirumah” ujar salah satu peserta akhwat KQR. Acara ini ditutup dengan doa dan foto bersama peserta dan panitia KQR. 

Semoga ayat-ayat yang telah dihafalkan diberikan keberkahan dan dapat dijaga serta diamalkan dikehidupan sehari-hari. Dan terimakasih untuk para donatur yang telah mensukseskan Kegiatan Karantina Quran Ramadhan Batch-2 kali ini. 
Karna Al-Quran adalah sahabat yang tak akan pernah meninggalkanmu sampai dalam kubur , ia akan menerangi bagi para pembacanya.  



Sabtu, 23 Maret 2019

Kegiatan Santunan Sosial dan Khitanan Massal 1440 H


Depok - Hari ini Sabtu, 23 Maret 2019 Pondok Pesantren Daar El Manshur menggelar Kegiatan Santunan Sosial dan Khitanan Massal 1440 H yang diadakan di Lapangan Pondok Pesantren Daar El Manshur dan dihadiri oleh Ketua Yayasan Drs. H. Alwi M. Muzani, Pimpinan Pesantren Ustadz Lutfi Zulkarnain, Tokoh Masyarakat Ustadz Faiz dan juga anak-anak penerima Santunan dan anak-anak peserta khitan yang ditemani oleh para orang tuanya. Kegiatan ini diawali dengan penampilan marawis dari Santri Daar El Manshur yang kemudian dilanjutkan dengan Sambutan-sambutan dari Ketua Pelaksana Ustadz Samsul Wildan lalu Pimpinan Pesantren dan juga Ketua Yayasan dan diakhiri dengan pelaksanaan khitan bagi peserta khitan. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini ada kurang lebih 30 anak. Dan Alhamdulillah berkat doa dan upaya Para Panitia dan juga para santri yang tampil dalam kegiatan ini, kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar sampai akhir.

Jumat, 08 Februari 2019

Hati yang Jarang Berinteraksi dengan Al-Qur’an Ibarat Rumah Kosong

Hati yang Jarang Berinteraksi dengan Al-Qur’an Ibarat Rumah Kosong

AL-QUR’AN adalah kalam (perkataan) Allah SWT mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril AS.
Mengapa kita harus senantiasa bersama Al-Qur’an? Apa yang dimaksud dengan selalu senantiasa bersama Al-Qur’an? Ganjaran seperti apa yang bisa kita dapatkan apabila kita senantiasa bersama Al-Qur’an? Apakah Al-Qur’an adalah obat dari kegelisahan? Mengapa demikian?
Nah, dalam kesempatan ini saya akan mengajak ikhwah fillah agar bisa menjadi seseorang yang bahagia dan seseorag yang bisa menggapai ketentraman hati.

Seperti yang telah saya jelaskan pada awal postingan ini, Al-Qur’an adalah Kalam (perkataan) Allah SWT. yang mana didalamnya berisi perintah dan larangan yang telah ditetapkan untuk menjadi petunjuk maupun pedoman dan penerang bagi manusia.

Mengapa kita memerlukan sebuah petunjuk, pedoman dan lain sebagainya? Bagaikan peralatan elektronik, apabila kita membeli alat elektronik maka buku panduan takkan lupa di selipkan bersamaan dengan barang yang kita belanjakan tersebut bukan? Buku panduan tersebut berguna agar alat elektronik yang kita beli tidak cepat rusak, didalam buku panduan tersebut berisi cara-cara peggunaannya, hal-hal apa saja yang harus dihindari, bagaimna cara perawatannya dan masih banyak lagi langkah-langkah dalam menjaganya.

Begitu pula pada manusia, Al-Qur’an adalah petunjuk dan pedoman dalam hidup agar hidup kita lebih terarah, terarah kejalan yang benar menuju surga Allah. Al-Qur’an Kitab terakhir dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Melalui perantara maliakat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai mukjizat yang Allah berikan.
Nabi SAW. bersabda dalam hadits yang artinya:
“Sesungguhnya seseorang yang didalam dadanya tiada sedikitpun dari Al-Qur’an itu, seperti rumah yang kosong (rusak)”.
Makna dengan rumah yang kosong ? Mari bersama kita membayangkan adanya sebuah rumah yang kosong, rumah yang kosong akan menjadi sarang dari setan maupun jin. Begitu pula hati kita apabila tidak selalu diisi dengan membaca Al-Qur’an maka, tak heran apabila hati kita tempat berkembang biaknya para setan dan jin.
Dan juga rumah yang selalu senantiaasa diisi dengan membaca Al-Qur’an maka, semua keluarga dan kerabatnya akan mendapatkan keberkahan dan kebaikkan yang akan memenuhi rumah tersebut. Hal tersebut sebagaimana Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “Rumah yang didalamnya ada bacaan Al-Qur’an, keluarga serta kerabat akan bertambah banyak dan keberkahan serta kebaikkan akan memenuhi rumah tersebut”.
Dari hadits Nabi diatas pula, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita dianjurkan agar senantiasa selalu bersama Al-Qur’an, Al-Qur’an bagaikan penyejuk kehidupan, dan dengan selalu senantiasa bersama Al-Qur’an membuat hati kita terisikan dangan kalam Allah yang mulia, sehingga hati kita terhindar dari hal-hal yang dapat merusaknya, karena apabila hati kita telah rusak maka seluruh anggota badan kita akan rusak, sebaliknya apabila hati kita baik maka seluruh anggota tubuhpun akan baik, hal tersebut telah dijelaskan dalam hadits Nabi SAW.
Adapun pahala yang kita dapatkan dari membaca Al-Qur’an bukan dihutung dari berapa kalimat yang kita baca, namun itu dihitung dari setiap huruf yang kita baca seperti yang kita ketahui Alif Lam Mim dihitung 3 huruf dan masing-masing mendapatkan 10 ganjaran pahala, Alif 10, Lam 10 dan Mim 10.
Dan apabila kita membaca setiap harinya berapakah ganjaran yang bisa kita dapatkan? Hal ini telah memperjelas bahwa barang siapa yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an akan membawa banyak keberkahan dan kebaikkan, dan hal tersebut bukan hanya kita sendiri yang merasakannya namun semua keluarga dan kerabat kitapun mendapatkan percikkannya , membuktikan betapa Allah sangat mencintai hamba-hambanya yang selalu senantiasa bersama Al-Qur’an.

Berbanggalah kita sebagai umat Nabi Muhammaad SAW. karena kita memiliki Al-Qur’an, yang mana Al-Qur’an tersusun dari bahasa Arab dan bahasa arab sendiri adalah bahasa para penghuni surga. Iya, bahasa yang terdapat didalam Al-Qur’an adalah bahasa Arab, bahasa yang akan kita gunakan disurga kelak.

Masih kurangkah hal-hal ini untuk menggerakkan hati kita agar selalu senantiasa bersama Al-Qur’an? Al-Qur’an sangat begitu mulia, pedoman hidup para manusia, apabila kita selalu bersamanya maka tak diragukan lagi kita mendapatkan hidup yang berkah dan selalu dalam petunjuk yang mengantarkan kita ke surga Allah. Kita tak bisa mengubah isi dari Al-Qur’an tetapi, Al-Qur’an mampu mengubah hidup kita yang terpuruk menjadi lebih baik dan sejahtera.

Mulutmu Harimaumu

MULUT MU HARIMAU MU

MULUTMU adalah harimaumu. Kalimat tersebut mungkin tak asing lagi bagi kita, apa lagi pada zaman sekarang kalimat tersebut seringkali terdengar sebagai suatu kewaspadaan terhadap dampak yang akan kita rasakan apabila tak menjaga perkataan yang akan keluar melalui lisan kita.
Mengapa diibaratkan bagaikan harimau? Karena, seekor harimau terkenal akan terkamannya yang menakutkan, bisa kita bayangkan bagaimana apabila lisanmu sendiri menjadi seekor harimau yang akan menerkammu? Sungguh kejadian yang menakutkan bukan?
Maksudnya adalah agar kita selalu senantiasa menjaga lisan kita dalam setiap mengeluarkan perkataan yang baik, dan janganlah mengeluarkan perkataan buruk yang membuatmu akan binasa karena perkataanmu sendiri, dapat kita ketahui perkataan yang buruk tersebut seperti, berbicara yang sia-sia, berdusta, mengejek orang lain dan masih banyak lagi.
Tak sedikit kalam Allah dan hadits Nabi yang memerintahkan kita agar selalu senantiasa menjaga lisan. Seperti kata mutiara yang berbunyi “Manusia itu akan dinilai dari dua anggota tubuhnya yang paling kecil, yaitu “hati dan lidahnya.”
Hati dan lidah adalah dua hal yang saling berhubungan. Kedua anggota tubuh tersebut memang terlihat kecil, namun kedua anggota tubuh ini adalah sesuatu yang sangat berpengaruh pada pandangan (penilaian) seseorang terhadap kita, mengapa demikian?
Karena semua perkataan yang keluar dari mulut atau perkataan yang kita ucapkan sudah mampu menjadi penggambaran dari apa yang ada dalam hati kita. Apabila semua perkataan yang keluar adalah perkataan yang baik maka, tak diragukan lagi bahwa hatinya juga baik, begitu pula sebaliknya apabila perkataan yang kita keluarkan adalah sebuah perkataan yang buruk maka, hal itu dapat menggambarkan bagaimana kualitas hati kita.
So, jadilah seseorang yang selalu mengatakan perkataan yang baik dan benar sebagaimana firman Allah SWT, dalam QS. Al-Ahzab ayat 70 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”Dari ayat di atas telah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan kita agar selalu senantiasa mengatakan perkataan yang benar. Allah memerintahkan kepada kita agar menjadi seseorang yang bertaqwa dan selalu mengatakan perkataan yang benar, perkataaan yang dapat mendatangkan pahala, perkataan yang dapat bermanfaat bagi orang lain, perkataan yang bisa menjadi sebuah motivasi

Apabila perkataan yang kita keluarkan dapat merubah hidup seseorang maka kita akan mendapatkan sebuah pahala, dan apabila ia mengajarkan kepada orang lain maka InsyaAllah, Allah akan memberikan pahala kepada kita karena, perkataanmu menjadi sebuah amal jariyah, amal yang pahalanya tidak akan terputus hingga kapanpun. Sebaliknya, apabila kamu mengeluarkan perkataan yang buruk atau perkataan yang tidak baik, maka berhati-hatilah kamu akan perkataan yang akan mendatangkan malapetaka pada dirimu sendiri.
Oleh karena itu, marilah kita selalu senantiasa mengeluarkan perkataan yang baik. apabila kamu mengetahui perkataan yang kamu keluarkan akan sia-sia lebih baik kamu diamlah sebagaimana kata hadits Nabi yang artinya “Berkatalah dengan perkataan yang benar atau hendaklah ia diam.”
Mengenai hadits tersebut Imam Syafi’i ra. Menjelaskan bahwa, jika seseorang ingin mengatakan seseatu, maka hendaklah ia memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak ia ucakan, jika kira-kira baik dan memiliki efek yang positif maka ucapkanlah, namun jika bahkan menimbulkan kegaduhan atau menyinggung orang lain, maka lebih baik ia simpan rapat-rapat dalam hatinya sendiri.

Kamis, 07 Februari 2019

AL-QUR’ANUL KARIM

AL-QUR’ANUL KARIM

Manakah kata yang lebih indah dari kata kata yang berada dilangit dan dibumi, suaKata-kata yang bila mana disebutkan bergetar hatiyang mendengarnya.Kata yang bila mana dihayati, berlinang air matamenetes dari pelupuk matanya.
Suatu mukjizat yang sangat agung dan muli, diberikan oleh yang maha kuas, kepada kekasih yang dicinta, untuk segenap ummat manusia yang diturunkan melalui pelantara nya yang luar biasa yakni ruh al-amin.
Inilah kata kata yang paling inda,paling agung, paling mulia, paling utama dan tiada duanya, kita seorang muslim menyebutnya dengan sebutan AL-QUR’ANUL KARIM.
Mampukah wahai bumi?
Mampukah wahai yang didalamnya?
Mampukah wahai kalian semua? Jawablah! Mampukah?
Sekali kali tidak!
Meskipun kalian datangkan sekutu berkabilah kabilah tuk menolong
Maka sekali kali tidak!
Oleh karena itu bacalah dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menciptakan manusia dalam sebaik baik bentuk, mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya dan menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, yang tak lain agar kamu sekalian beribadah, bertaqwa dan berserah diri hanya kepadanya.

Rabu, 06 Februari 2019

Sabar dan Syukur

2 kendaraan yang menenangkan
Mana yang lebih utama antara sabar dan syukur.. 2 sifat ini adalah sama sama utama..
Kunci kebahagiaan hidup adalah Sabar dan Syukur. Kita bersabar atas segala penderitaan dan cobaan yang ada. Entah itu kehilangan harta, sakit, kehilangan keluarga, dan sebagainya. Sabar itu adalah saat pukulan pertama. Sabar itu di awal musibah. Bukan setelah marah-marah habis-habisan, baru sabar. Baru reda. Bukan itu.

Syukur itu artinya selalu berterimakasih atas apa yang ada seberapa pun kecilnya itu. Bahkan orang yang bersyukur saat musibah terjadi, selain beriman dia akan jadi orang yang bahagia. Meski berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berdoa, dia selalu tawakkal kepada Allah. Apa pun hasilnya dia terima sebagai taqdir keputusan Allah untuk dirinya. Itulah yang terbaik meski itu pahit bagi dirinya

Iman terbagi menjadi dua, separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur. (HR. Al-Baihaqi)

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. [Fushilat:34-35]

Allah Swt. berfirman, “..Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun” (Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan kepada-Nya-lah Kami kembali.)” (QS. Al Baqoroh [2] : 155-156)

Dari Anas bin Malik, beliau berkata,

”Nabi SAW pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” Kemudian wanita itu berkata,”Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi SAW. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi SAW. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi SAW. Kemudian wanita ini berkata,”Aku belum mengenalmu.” Lalu Nabi SAW bersabda, ”Sesungguhnya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari, no. 1283)

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu” [Al A’raaf 126]

Jika kita mendapat kurnia dari Allah, hendaklah kita ucapkan “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah).

Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya “Laailaha illallah”. Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan “Alhamdulillah”, jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan “Astaghfirullah” dan jika ditimpa musibah dia berkata “Inna lillahi wainna ilaihi roji’uun.” (HR. Ad-Dailami)

Jika kita bersyukur/berterimakasih atas nikmat Allah, niscaya Allah akan menambah nikmatNya kepada kita. Jika tidak, maka kita akan disiksa olehNya:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [Ibrahim 7]

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. ” [An Nisaa’ 147]

Selasa, 05 Februari 2019

Cara menghafal Al Quran dengan Mudah

Menghafal Al Qur’an dengan Mudah

Oleh : Muhammad Ridho Muhyiddin


    Di zaman sekarang ini sudah banyak sekali anak-anak ataupun orangtua yang sudah mempunyai hafalan Al Qur’an dan kebanyakan masyarakat yang belum menghafal atau belum bisa menghafal ingin tahu cara menghafal orang-orang tersebut.
    Disini Insyaa Allah saya akan memaparkan beberapa cara yang bisa pembaca gunakan untuk menghafal Al Qur’an. Dan beberapa cara tersebut adalah sebagai berikut :
Yang Pertama, Menghafal dengan cara mengulang-ulang, cara ini mayoritas dipakai oleh kebanyakan penghafal Al Qur’an. Seperti yang kita ketahui dengan bahwa menghafal dengan cara mengulang sudah melekat dalam diri kita di kehidupan sehari-hari. Dan dengan mengulang-ulang bacaan Al Qur’an tanpa kita sadari kita sudah mampu menghafalnya. Contoh yang paling konkrit misalnya membaca Surat Yaasin yang sering dibaca di malam Jum’at atau Surat Al Waqiah, Surat Ar Rahman dan lain lain.
Yang kedua, Menghafal dengan cara memaknai bacaan, menghafal dengan cara ini sangat jarang karena ketika kita ingin menghafal Al Qur’an kita harus paham terlebih dahulu apa yang mau kita baca tersebut atau apa arti dari ayat yang mau kita hafal tersebut. kebanyakan yang memakai cara ini adalah orang-orang yag sudah selesai menghafal atau sudah khatam Al Qur’an tapi karena belum tau artinya jadi mereka mengulang kembali atau murajaah dengan cara ini dan juga orang-orang yang fasih dalam berbahasa Arab.
Yang ketiga, Menghafal dengan cara mendengarkan, cara ini lebih ke mendengarkan bacaan Al Qur’an orang lain seperti zaman Rasulullah SAW yang ketika itu Sahabat Nabi SAW menghafal dengan mendengarkan ayat Al Qur’an yang dilantunkan Rasulullah SAW karena ketika itu masih sedikit yang bisa baca tulis. Dan di zaman sekarang ini lantunan ayat Al Qur’an sudah bisa kita akses dengan mudah. Sehingga memudahkan kita untuk menghafal dengan cara ini.
Yang keempat, Menghafal dengan cara menulis terlebih dahulu, cara ini sudah sering dilakukan para Ulama zaman dahulu. Dan sebagian dari penghafal Al Qur’an ada yang cocok dengan menuliskan ayat-ayat yang akan dihafalkannya. Seperti ketika kita mendapatkan ilmu yang kita rasa penting dan kita mencatatnya atau menuliskannya. Dan seperti itulah cara yang keempat ini.
Tetapi sebenarnya cara apapun yang bisa kita lakukan diatas, tidak lepas dari mengulang-ulang bacaan sampai kita bisa mengucapkannya tanpa melihat mushaf sedikit pun. Cara-cara diatas hanya permulaan atau langkah pertama yang dilakukan para Penghafal Al Quran agar mudah saat mulai menghafal. Sedangkan cara yang paling ideal tidak bisa dipastikan karena setiap penghafal Al Quran berbeda-beda.
Kesimpulannya, apapun cara yang kita gunakan untuk menghafal Al Quran, yang paling penting kita merasa betah dan nikmat dalam menghafal. Sehingga kita bisa mudah untuk mengingat hafalan Al Quran yang kita hafal tersebut.
Wallahu ‘alam bisshawab.

Manfaat Senyum

Manfaat Senyum

Oleh muhammad faiz alhafidz
Rasulullah SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya sejak matahari mulai terbit. Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, "Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?"

Rasulullah SAW bersabda, "Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah." (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, "Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah." (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, "Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW." (HR Tirmidzi).
Senyum itu sendiri mempunyai berbagai manfaat untuk kita. Yaitu :
1. Meringankan beban pikiran
2. Menjaga silaturahmi
3. Menebar kebaikan
4. Merilekskan otot pada wajah
5. Meningkatkan percaya diri
6. Meningkatkan kesehatan
7. Senyum itu bisa menular

Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu." (HR Muslim).

Mungkin kita sering berpikir bahwa sedekah itu berkaitan erat dengan harta benda seperti pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung dinikmati penerima dalam bentuk materi. Hal itu juga mungkin yang ada dalam pikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat gelisah kemudian mempertanyakannya.

Karena itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil.

Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah). Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja'far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana."

Imam Ibnul Qoyyim RA dalam bukunya al-Wabil ash-Shayyib berkata, "Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana, walaupun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zalim, atau bahkan orang kafir."